Friday 25 October 2013

Cara Mengendarai Mobil Matic (A/T) Yang Benar


KOMPAS.com - Mobil bertransmisi otomatis (automatic transmissions-A/T) sudah menjadi kebutuhan. Apalagi di kota besar seperti Jakarta, yang sering macet. Selain karena lebih nyaman, mengendarai mobil A/T tak jarang membuat pengendara lebih sabar menghadapi tekanan psikologis akibat diterpa kemacetan.
Meski memberi kenyamanan, belum banyak pengguna mobil bertransmisi otomatis yang paham bagaimana mengemudikan mobil A/T secara benar, agar kinerja mobil bisa optimal. Dan, kenyamanan benar-benar bisa dirasakan.

Tulisan ini khusus membahas cara mengemudikan mobil A/T sistem "konvensional" dengan empat tingkat kecepatan. Disebut "konvensional" karena aplikasi teknologinya sederhana, tidak begitu kompleks. Belum dilengkapi moda sport/power. Sensasi berkendaranya pun, tidak berbeda jauh dengan mobil bertransmisi manual.

Bedanya hanya soal berpindahan kecepatan yang berlangsung otomatis, tanpa perlu menekan pedal kopling. Pilihan moda pengoperasiannya hanya P, R, N, D, D-3 atau 3 (OD), 2, dan L.
Berikut cara pengoperasiannya:

1. P (park/parkir). Pada saat tuas transmisi otomatis berada/digeser ke posisi P, memungkinkan mesin mobil dihidupkan (run) tanpa mobil berjalan karena sistem pengunci parkir bekerja (parking lock assembly).
Pada posisi P ini, tekanan oli yang terbangun dalam transmisi, akan langsung dikembalikan ke bak penampungan. Belum bekerja menggerakkan serangkaian alat kontrol penggerak transmisi (control devices). Produsen transmisi otomatis mempertimbangkan berbagai aspek keselamatan pengendara. Misalnya, mesin mobil hanya bisa dihidupkan saat tuas ada di posisi P atau N (neutral).
Bayangkan apa jadinya, bila di semua pilihan moda transmisi, mesin mobil bisa dihidupkan. Begitu mobil distarter, langsung jalan. Sangat berbahaya. Untuk lebih aman, pada saat parkir, pastikan tuas transmisi ada di posisi P, menghindari mobil meluncur sendiri, tanpa dikehendaki.

2. R (reverse/mundur). Memungkinkan mobil berjalan mundur. Kebanyakan mobil A/T, akan terasa entakan ketika kita menggeser tuas transmisi dari posisi P ke R. Ini akibat terjadi peningkatan tekanan oli dalam sistem hidrolis dalam ruang transmisi. Peningkatan tekanan oli ini, atau yang dikenal dengan istilah booster, bertujuan meningkatkan daya cengkeram-mekanik pelat kopling dengan pelat baja dalam sistem transmisi otomatis. Tujuannya untuk menghindari slip kopling saat terjadi perpindahan torsi dari mesin ke roda penggerak.

3. N (neutral/netral). Pada saat tuas transmisi otomatis digeser ke posisi N, memungkinkan mesin mobil hidup tanpa mobil bisa berjalan. Biasanya, posisi N dipilih pada saat pengendara ingin mobil berhenti sejenak. Misalnya pada saat lampu lalu lintas menyala merah. Selain menghemat kampas rem dan kampas kopling/pelat baja, menggeser tuas ke posisi N lebih aman, mencegah mobil nyelonong tanpa dikehendaki. Posisi N juga bisa dipilih saat mobil parkir paralel. Sama saat tuas di posisi P, pada saat di posisi N, umumnya mesin mobil bisa dihidupkan.

4. D (drive). Tuas transmisi di posisi D, memungkinkan mobil berjalan/melaju dengan perpindahan kecepatan berlangsung secara otomatis, mulai dari gear 1st umumnya sampai gear 3rd (gear 3rd dengan rasio gear 1 : 1). Perpindahan kecepatan secara otomatis tanpa harus menginjak pedal kopling, layaknya mobil bertrasnamisi manual.
Pada saat tuas di posisi D, perpindahan kecepatan-otomatis akan terjadi hanya dengan menekan pedal gas. Perpindahan kecepatan terjadi seiring peningkatan kecepatan mobil yang dimonitor oleh sensor kecepatan mobil (vehicle speed sensor/VSS). Posisi tuas di D, memungkinkan kendaraan berakselerasi.
Caranya tinggal menekan pedal gas lebih dalam. Maka secara otomatis rasio gear akan turun satu tingkat. Bila semula gear rasio ada di posisi 4th, turun ke 3rd, dari 3rd turun ke 2nd, dan dari 2nd turun ke 1st. Akselerasi diperlukan saat hendak mendahului kendaraan lain atau saat akan memacu mobil lebih cepat.
Pada saat pedal gas ditekan, tegangan listrik yang diatur throttle position sensor (TPS) memberi sinyal ke sistem elektronik transmisi otomatis (transmission control unit/TCU atau powertrain control module/PCM) untuk mengalihkan tekanan oli ke posisi gear yang lebih rendah, sehingga akselerasi terjadi.
Rasio gear akan kembali meningkat, ketika laju kendaraan seperti yang dimonitor VSS mencapai kecepatan tertentu. Setiap kendaraan, rasionya berbeda-beda, diatur secara terkomputerisasi oleh TCU/PCM.

5. D-3 atau overdrive/OD. Banyak pengemudi mobil transmisi otomatis yang belum paham fungsi moda yang satu ini. Padahal, fungsinya sederhana. Pada saat tuas transmisi digeser ke posisi D-3, atau pada beberapa jenis mobil, saat tombol OD yang ada di tuas transmisi diaktifkan, memungkinkan terjadi perpindahan rasio gear dari 1st ke OD, sehingga hemat bahan bakar dan mengurangi emisi gas buang.
Posisi gear D-3 atau OD, juga memungkinkan membatasi perpindahan percepatan mobil maksimum pada gear 3rd. Umumnya moda D-3 atau OD terasa fungsinya ketika mobil melaju dengan kecepatan di atas 60 kilometer per jam.
Coba saja, geser tuas transmisi ke posisi D lalu injak pedal gas sampai mobil melaju dengan kecepatan di atas 60 km per jam. Ketika sampai di kecepatan kisaran 60 km per jam, umumnya tingkat percepatan mobil mencapai 4th. Tekan tombol OD atau geser tuas ke D-3. Maka, gear rasio akan langsung turun ke posisi 3rd, dan tertahan di 3rd (tidak mau kembali secara otomatis ke 4th), sekalipun pedal gas diinjak lebih dalam.
Moda D-3 atau OD sangat membantu saat kita hendak berakselerasi tanpa harus menginjak pedal gas lebih dalam, atau saat akan menyalip kendaraan lain. Tapi jangan lupa, setelah mobil lain terlampaui, geser kembali tuas ke posisi D atau non aktifkan kembali tombol OD.
Ada yang kerap bertanya, bagaimana sistem pengamanan dalam mobil transmisi otomatis? Bagaimana jadinya, kalau tanpa sengaja tuas transmisi yang semula di D, kesenggol dan geser ke N atau bahkan R? Jangan khawatir, produsen transmisi otomatis sudah mempertimbangkan itu.
Kalau tuas geser ke posisi yang tidak dikehendaki, maka sistem komputer transmisi otomatis mobil yang dikendalikan TCU/PCM secara otomatis akan mengeset sistem dalam moda N atau netral. Sistem dirancang untuk mencegah kehancuran transmisi otomatis.

6. Intermediate (2 atau D-2). Posisi tuas di 2, memungkinkan mencegah beroperasinya kecepatan atau gear yang lebih tinggi. Dengan kata lain, ketika tuas digeser ke 2, transmisi akan bekerja secara otomatis pada gear 1st dan 2st, serta membatasi perpindahan ke gear 3rd.
Selain itu juga secara mekanis mengaktifkan compression breaking atau yang pada mobil manual acap kali disebut engine breaking. Fungsinya, saat mobil melaju diturunan, transmisi otomatis akan membantu menahan laju mobil. Harap diingat, setelah melintasi jalan normal, geser kembali tuas ke D.
Pengaktifan compression breaking yang terlalu lama, membuat oli transmisi dan transmisi cepat panas. Oli transmisi juga cepat kotor, sehingga usia pakai oli lebih singkat. Karena membatasi gear maksimum di posisi 2nd, maka sangat membantu mobil saat melaju di tanjakan yang cukup tajam dan panjang. Bisa menahan torsi mesin pada tingkat yang diinginkan.

7. L (low). Tidak jauh berbeda dengan 2, moda L bekerja untuk membatasi tingkat kecepatan kendaraan pada gear 1st. Karena bertahan di gear 1st, maka sangat efektif digunakan pada saat mobil melintasi tanjakan atau turunan terjal. Karena mobil cukup tenaganya, memungkinkan melintas di medan yang sulit sekalipun. Bila jalanan normal, jangan lupas geser lagi tuas ke D.
Memahami cara kerja dan penggunaan transmisi otomatis secara benar tidak saja mengemudikan mobil bertransmisi otomatis menjadi lebih nyaman, tetapi juga hemat bahan bakar. Selamat mencoba! ( Sumber : http://bisniskeuangan.kompas.com )

Tips Memperlambat Mobil Saat Rem Blong



Sering kali kita baru menyadari rem tidak berfungsi dengan baik ketika sudah menjalankannya. Ini tentu berbahaya, karena bila tidak bisa mengendalikannya, bukan tidak mungkin kecelakaan akan Anda alami.
Namun bagaimana caranya mengendalikan dan menghentikan sebuah mobil yang sistem pengeremannya tidak berfungsi dengan baik?
Berikut beberapa tips untuk menghentikan mobil ketika sistem remnya tiba-tiba tidak berfungsi, seperti dikutip dari buku Safety Riding, Safety Driving oleh Ikatan Motor Indonesia.
Langkah pertama tentu jauhi rasa panik. Sebab secara psikologi, kepanikan itu adalah sesuatu hal yang sangat berbahaya dan membuat orang jadi tidak bisa berpikir. Karena itulah don’t panic.
Langsung tekan tombol lampu hazard dan klakson agar kendaraan sekitar anda tahu kalau anda sedang bermasalah dan dalam keadaan darurat.
Setelah Anda dapat menguasai perasaan anda, maka cobalah untuk menginjak rem dan rasakan. Bila rem terasa lembut dan bisa sampai menginjak lantai mobil, kemungkinan anda kekurangan minyak rem atau mengalami kerusakan fungsi master silinder atau bermasalah pada bagian kaliper rem.
Langkahnya yang harus anda ambil bila mengalami masalah ini adalah dengan terus menerus memompa rem untuk mengembalikan tekanan rem. Lakukan hal ini meskipun kendaraan anda telah dilengkapi teknologi anti-lock breaking system (ABS).
Namun bila pedal gas terasa keras, besar kemungkinan ada masalah pada pedal tersebut atau ada sesuatu yang mengganjal pedal rem Anda. Coba cari tahu dengan kaki anda atau suruh penumpang mobil lain untuk sedikit memeriksa.
Nah bila kedua masalah di atas tidak bisa diatasi, ada dua solusi. Pertama dengan memanfaatkan efek kerja engine break yakni dengan menurunkan gigi transmisi ke gigi yang lebih rendah. Tapi ini juga harus pakai teknik tertentu.
Jika mobil Anda adalah mobil manual, maka turunkan gigi secara bertahap dengan cepat. Jadi bila Anda sedang berada di gigi empat misalnya, turunkan gigi secara bertahap ke gigi 3, 2 lalu 1.
Jangan turunkan gigi secara langsung, misalnya dari gigi 4 langsung ke gigi 2 atau 1 karena itu akan membuat Anda malah kehilangan kendali.
Dan bila Anda menggunakan mobil bertransmisi otomatis maka lakukan hal sebaliknya. Turunkan gigi langsung ke tingkat terendah, biasanya gigi 1. Biasanya cara-cara tadi akan berguna memperlambat laju mobil yang Anda tumpangi.
Lalu pertanyaannya, bagaimana bila cara itu juga tidak berfungsi? Bila itu yang terjadi,maka dengan terpaksa anda harus mempergunakan rem tangan Anda. Tapi itu juga harus dengan hati-hati.
Lakukan hal ini secara perlahan dan jangan mendadak. Karena bila mendadak Anda kemungkinan besar akan kehilangan kontrol atas mobil yang anda tunggangi ini.
Tarik secara perlahan rem tangan Anda sambil terus merasakan gigitan rem itu di kaliper roda anda. Atur tekanan dalam pengereman darurat ini, jika anda sudah merasa rem tergigit, pertahankan posisi itu sampai mobil melambat.


source: nasmoco.co.id

Tips Meredam Sinar Matahari yang Menyilaukan (Sun-Dazzle)



Jika anda membaca laporan “Reported Road Casualties in Great Britain: 2012 Annual Report” mungkin anda akan menumukan satu hal yang menarik dalam laporan Departemen Transportasi Inggris ini, yaitu kecelakaan yang disebabkan oleh sinar matahari yang menyilaukan mata pengemudi (sun-dazzle) meningkat 12 persen pada 2012.
Masih dari sumber yang sama, kecelakaan akibat pengemudi terkena sinar matahari yang menyilaukan pada 2011 tercatat 2.592 kasus. Sementara pada 2012 meningkat menjadi 2.905 kasus.
Di Indonesia memang belum ada data seperti ini, padahal ini negara tropis dengan sinar matahari yang berlimpah nyaris setiap hari. Di sini mengemudi di saat posisi matahari rendah atau sejajar dengan pandangan pengemudi hal yang sering dialami, khususnya kaum komuter yang berangkat atau pulang kerja.
Celakanya lagi, dalam kondisi ini kaca depan mobil kotor. Entah terkena debu, minyak atau kotoran lainnya. Kombinasi sinar matahari yang datang dan kaca depan yang kotor bisa mereduksi jarak pandang pengemudi.
Untuk mencegah hal tersebut, ada 3 hal penting yang mesti dilakukan:
1.    Biasakan semua kaca mobil (depan, belakang, dan samping) alam kondisi bersih, baik sisi luar mau pun dalam.
2.    Bila kaca depan berdebu atau kotor, jangan segan membersihkan menggunakan air yang tersimpan di washer reservoir dan wiper.
3.    Simpan sunglasses di mobil. Gunakan bila mesti mengemudi di saat posisi matahari rendah.


source: nasmoco.co.id